Selasa, 14 Mei 2013
indonesia ini sangat indah..
indonesia ini sangat menarik..
indonesia ini sangat penuh keragaman..
tak ad yg bisa mnyamainya.,
siapa saja yang mw mengusik negeriku dan tanah airku..
menghancurkan negeriku..
berani mengambil kekayaan negeriku..
MEREKA ADALAH MUSUHKU..
MEREKA ADALAH MUSUH INDONESIAKU..
LINDUNGI NEGERI DARI PENCURI NEGERI DAN PERUSAK NEGERI..
KLW QM MMG INDONESIA SEJATI..
Minggu, 05 Mei 2013
BIOGRAFI TAUFIK ISMAIL (SASTRAWAN INDONESIA)
BIOGRAFI TAUFIK ISMAIL (SASTRAWAN INDONESIA)
Taufi
Ismail adalah sastrawan indonesia yang tidak diragukan lagi kemampuanya, anak
dari A. Gaffar
Ismail (1911-1998) asal Banuhampu, Agam dan Sitti Nur Muhammad Nur
(1914-1982) asal Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera
Barat. Ia sendiri lahir pada 25 juni 1935 di Bukit Tinggi, Sumatra
Barat.
Pendidikannya:
- Sekolah Rakyat di Semarang
- Sekolah Rakyat di Semarang
- SMP di
Bukittinggi, Sumatera Barat
- SMA di
Pekalongan, Jawa Tengah
- SMA
Whitefish Bay di Milwaukee, Wisconsin, AS
- Fakultas
Kedokteran Hewan dan Peternakan UI, Bogor, 1963
Mempunyai istri
bernama Esiyati
Ismail (Ati) dan dikaruniai seorang laki-laki bernama Abraham Ismail. Ada banyak
kegiatan yang telah ia lalui Semasa kuliah aktif sebagai Aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII), Ketua Senat Mahasiswa FKHP-UI (1960-1961) dan WaKa Dewan
Mahasiswa UI (1961-1962).
Di Bogor pernah jadi guru di SKP Pamekar dan SMA Regina
Pacis, juga mengajar di IPB. Karena menandatangani Manifesto Kebudayaan, gagal melanjutkan
studi manajemen peternakan di Florida (1964) dan dipecat sebagai dosen di Institut Pertanian Bogor. Ia menulis di
berbagai media, jadi wartawan, salah seorang pendiri Horison (1966), ikut mendirikan DKJ
dan jadi pimpinannya, Pj. Direktur TIM, Rektor LPKJ dan Manajer Hubungan Luar
Unilever.
Penerima beasiswa
AFS International Scholarship, sejak 1958 aktif di AFS Indonesia, menjabat sebagai Ketua Dewan
Pembina Yayasan Bina Antarbudaya, penyelenggara pertukaran
pelajar antarbangsa yang selama 41 tahun (sejak 1957) telah mengirim 1700 siswa
ke 15 negara dan
menerima 1600 siswa asing di sini. Taufiq terpilih menjadi anggota Board of
Trustees AFSIS di New York, 1974-1976.
Taufiq sering membaca puisi di depan umum.
Di luar negeri, ia telah baca puisi
di berbagai festival dan acara sastra di 24 kota Asia, Australia,
Amerika,
Eropa,
dan Afrika
sejak 1970.
Baginya, puisi baru ‘memperoleh tubuh yang lengkap’ jika setelah ditulis,
dibaca di depan orang. Pada April 1993 ia membaca puisi tentang Syekh Yusuf dan Tuan Guru, para
pejuang yang dibuang VOC
ke Afrika
Selatan tiga abad
sebelumnya, di 3 tempat di Cape Town (1993), saat apartheid
baru dibongkar. Pada Agustus 1994 membaca puisi tentang Laksamana Cheng Ho
di masjid kampung kelahiran penjelajah samudra legendaris itu di Yunan, RRC, yang dibacakan juga terjemahan
Mandarinnya oleh Chan Maw Yoh.
KARIR
- Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI (1960-1961)
- Wakil Ketua Dewan Mahasiswa (1960-1962)
- Asisten dosen Manajemen Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Indonesia Bogor dan IPB (1961-1964)
- Guru Ilmu Pengantar Peternakan di Pesantren Darul Fallah, Ciampea (1962)
- Guru bahasa di SMA Regina Pacis, Bogor (1963-1965)
- Kolumnis Harian KAMI pada tahun 1966-1970
- Bersama Mochtar Lubis, P.K. Oyong, Zaini, dan Arief Budiman mendirikan Yayasan Indonesia mendirikan majalah sastra Horison (1966)
- Pendiri Dewan Kesenian Jakarta (DKJ)
- Pendiri Taman Ismail Marzuki (TIM)
- Pendiri Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) (1968)
- Sekretaris Pelaksana DKJ
- Pj. Direktur TIM
- Rektor LPKJ (1968-1978)
- Ketua Lembaga Kesenian Alam Minangkabau (1984-1986)
- Sekretaris PII Cabang Pekalongan
- Pengurus perpustakaan PII, Pekalongan (1954-1956)
- Pendiri Badan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya (1985)
- Tahun 1974-1976 terpilih sebagai anggota Dewan Penyantun Board of Trustees AFS International, New York
- Manajer Hubungan Luar PT Unilever Indonesia (1978-1990)
- Anggota Badan Pertimbangan Bahasa, Pusat Bahasa dan konsultan Balai Pustaka
- Aktif sebagai redaktur senior majalah Horison
PENGHARGAAN
- Anugerah Seni dari Pemerintah RI (1970)
- Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia (1977)
- South East Asia (SEA) Write Award dari Kerajaan Thailand (1994)
- Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa (1994)
- Sastrawan Nusantara dari Negeri Johor, Malaysia (1999)
- Doctor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (2003)
sumber: dari berbagai sumber internet
Senin, 29 April 2013
Resensi Buku..KOta Cahaya
RESENSI BUKU
JUDUL:
KOTA CAHAYA (Seratus Puisi Pilihan)
PENGARANG:
ISBEDY STIAWAN zs
TEMPAT/TAHUN:
JAKARTA/2005
CETAKAN:
PERTAMA
TEBAL
BUKU: 154 HALAMAN
PENERBIT:
PT GRASINDO
Buku
Kota Cahaya merupakan buku yang berisiskan puisi-puisi karya dari Isbedy Stiawan
ZS, seorang wartawan yang juga banyak karyanya berupa puisi, cerpen dan easy
dipublikasikan oleh koran nasional dan lokal. Dalam buku ini banyak sekali
puisi-puisi yang indah untuk dihayati, selain itu puisinya yang beraliran
agama. Apalagi diawal-awal puisi ini disebutnya dengan ”Nyanyi Sunyi” yang didalamnya menurut
penulis sendiri adalah puisi sufinistik, yang tujuanya adalah banyak
menyuarakan tentang kematian, kerinduan pada sang Khalik, atau kehendak untuk
menjelajah alam batin yang transental. Pada bagian yang ke-2 dengan disebut
dengan “Menandai Tahilalat” dan pada bagian yang ke-3 disebut dengan “Dari
Cerita Yang Lain”.
Disemua
bagian tersebut mempunyai maksudnya, seperti yang bagian pertama “Nyanyi Sunyi”
yang banyak tentang ketuhanan. Dalam puisi-puisinya sangat indah untuk dinikmati,
tidak kalah dengan karya sastra indonesia lain seperti Khoiril Anwar, Thaufik
Ismail, Sapardi Djoko Damono dan sastrawan
lainnya. Salah satu puisinya adalah puisi yang pada bagian ke-2 dengan judul “Ada
Daun Gugur”. Dalam puisinya menceritakan daun-daun yang gugur dan langsung
dikaitkannya dengan dirinya yang pasti akan mengalami kematian. Puisinya
singkat, walaupun singkat puisinya enak dibaca dan maksud dari puisi itu mudah
dimengerti.
Dalam buku ini juga ada puisi yang
masih mengambang maksudnya dan susah dimengerti, puisi ini berada dibagian
pertama yang berjudul “Malam-Malam Mengaji”. Puisinya hanya terdiri dari satu
bait dan ada lima baris, kalau ditelusuri lebih dalam, maka arti dari puisi ini
akan tahu. Tapi terlalu pendek dan hampir mengambang maksudnya, coba saja
ditambah sekitar satu atau dua bait lagi dan bait tersebut langsung menuju pada
maksudnya, pasti akan terlihat lebih indah dan tidak mengambang artinya. Selebihnya
puisinya indah, apalagi bagi orang yang agamanis, sangat cocok karna puisi ini
banyak berisikan terntang ketuhanan.
KEJUJURAN BIROKRASI INDONESIA LUNTUR
Birokrasi
adalah suatu instansi pemerintah yang membantu pekerjaan pemerintahan dalam
mengurusi bentuk-bentuk keperluan masyarakat. Segala bentuk masyarakat yang
berhubungan dengan pemerintahan dilakukan oleh birokrasi, yang jadi masalah
sekarang ini adalah kejujuran didalam birokrasi itu sudah pudar juga sudah bisa
dikatakan sudah luntur. Tidak bisa kita pungkiri lagi dan bukan lagi rahasia umum. Saat mengurus
surat-surat penting dipemerintahan kalau mau proses cepat dan lancar harus
menyiapkan uang untuk petugasnya, seperti ingin membuat SIM(Surat Izin
Mengemudi), baik SIM untuk kendaraan motor atau mobil sudah hampir tidak ada
yang murni kalau orang yang membuat SIM
itu dengan tes. Sudah ada calo yang menunggu dan menawari, juga ada yang
calonya adalah dari kepolisian itu sendiri.
Melainkan
dengan cara belakang atau dengan istilah nembak, hanya dengan sekitar 1(satu)
jam SIM sudah jadi dan sudah berlaku. Bukan Cuma disitu, ada lagi contohnya
saat mengurus surat pengantar dari RT, Kelurahan, Kecamatan, kepolisian dan
instansi pemrintah lain untuk keperluan pendidikan ataupun berobat kerumah
sakit masih juga harus menyelipkan uang walaupun cuma lima ribu rupiah. Apabila
tidak menyelipkan uang maka harus menerima kalau selesai surat yang kita
butuhkan selesainya lama, yang lebih aneh lagi kalau tidak memberi uang kepada
petugas padahal surat sudah selesai maka akan dimanta dari petugas tersebut.
Birokrasi
sekarang ini seperti tidak ada malunya lagi, kalau dibiarkan takutnya nanti
kegiatan ketidak jujuran dibirokarasi akan suatu kebiasaan dan bila menjadi
pejabat tinggi pastinya akan terjadi korupsi. Padahal saat mengurus atau
membuat surat-surat di instansi pemerintahan itu gratis tidak ada biaya,
kalaupun ada itu biaya yang sewajarnya dan bukankah yang meraka lakukan itu
merupakan pekerjaan meraka. Pernah disuatu acara televisi yang membicarakan
tentang birokrasi dan kebetulan membahas tentang ketidak jujuran birokrasi,
bintang tamunya adalah salah satu anggota DPR. Dalam pembahasan itu anggota DPR
sudah mengetahui tentang ketidak jujuran birokrasi, jadi gaji dari birokrasi
dinaikkan. Karena mereka menyangka kejadian itu mungkin karena gaji yang kecil,
namun itu bukan jalan keluar, setelah gaji naik tapi kenyataannya masih saja
dari birokrasi melakukan hal tersebut.
Sekarang
ini sebaiknya dari birokrasinya terlebih dahulu diperbaiki, bagaimana
pemerintah bisa memperbaiki masyarakat kalau dalam anggotanya sendiri sudah
tidak ada yang kejujuran. Selain itu dikhawatirkan nantinya masyarkat tidak
akan percaya lagi kepada pemerintah.
tugas OPINI
tugas OPINI
Sabtu, 27 April 2013
artikel..Ceramah Acara Pernikahan Hanya Pelengkap
Artikel
Ceramah Acara Pernikahan Hanya
Pelengkap
sumber gambar: internet
Ceramah
dalam acara pernikahan adalah suatu hal yang penting, karena didalam ceramah
itu menjaelaskan tentang hikmah dari pernikahan itu sendiri. Semua orang tahu
tujuan dari suatu pernikahan, manun belum tentu semua orang memahami betul
maksud dari pernikahan, karena kita semua adalah manusia dan tujuannya adalah agar setelah pernikahan tersebut tidak seperti hewan. Bagaimana menjalani hidup, membesarkan anak jikalau sudah ada anak, karena sebagai manusia punya tata etika dalam menjalani hidup dan mendidik anak. Tidak seperti hewan yang sudah kawin, hewan yang perempuan ditinggal. Dan apabila sudah lahir anaknya yang apabila sudah bisa mencari makan sendiri sudah dilepas dan apabila sudah besar, bisa jadi ibunya sendiri yang akan menjadi mangsanya untuk melahirkan anak-anaknya nanti.
Semua
tahu betapa pentingnya ceramah saat pernikahan, tapi sekarang ini ceramah pada
saat acara pernikahan itu tidak ubahnya hanya sekedar pelengkap, bukan lagi hal
yang wajib ada. Apabila tidak ada ceramahnya itu tidak ada masalah, yang jadi
masalah itu adalah apabila dalam suatu acara itu tidak ada tradisi atau adat
yang dari mempelai nikah, contohnya adalah seperti adat kebiasaan adanya Suap-Suapan.
Sudah itu konsumsi yang harus ada dan itu suatu yang wajib. Dan lebih
mengejutkan lagi adalah saat acara konsumsi itu harus jam 12 (dua belas) siang
para tamu undangan harus makan. Kalau sampai kelewatan dari jam 12, maka siap-siap saja penceramah yang
mengisi ceramah disitu untuk diberhentikan oleh tuan rumah, juga tamu yang
mengeluh karena merasa lamanya ceramah.
Seperti
inilah yang terjadi sekarang ini, ceramah bukan lagi hal yang wajib. Padahal puncak
acara itu ada pada ceramah tersebut, kalau seperti adat atau budaya suap-suapan
ataupun adat lain itulah yang seharusnya jadi pelengkap, memang dari setiap
adat atau budaya yang dilakukan mempunyai filosofi didalamnya yang sangat
berguna. Namun apakah mempelai yang
menikah itu tahu filosofi dari adat yang dijalankan? Tidak semuanya meraka
mengerti dan meraka hanya sekedar manjalankan adat. Sudah itu para tamu
undangan yang datang seperti hanya sekedar datang memenuhi undangan karena
merasa tidak enak kalau tidak hadir dan hadir seperti hanya ingin makan atau
mengkonsumsi hidangan yang telah disiapkan tuan rumah, bukan untuk melihat
kesakaralan dan tujuan dari pernikahan.
Salah
satu contohnya pernah terjadi suatu resepsi pernikahan, yang mana sang
penceramah yang mulai ceramah sekitar kurang dari 5(lima) menit jam 12 siang,
sudah tepat jam 12 tuan rumah dan para tamu undangan sudah mulai gelisah,
sekitar lewat dari 5 menit dari jam 12 tuan rumah sudah memberi kode agar sang
penceramah untuk berhenti dan mengakhiri ceramah. Saat itu penceramah tidak
terlalu memperhatikan, hingga para undanganpun ada yang mengeluh kelamaan ustadz
itu berceramah dan mengeluh kelaparan. Lebih mengherankan lagi setelah selesai
ceramah, masih ada juga tuan rumah dan tamu undangan yang mengejek penceramah
tersebut karena kelamaan ceramah dan membiarkan orang-orang kelaparan.
Padahal
ceramah itulah sebenarnya pembelajaran untuk kedua mempelai, tuan rumah dan
para tamu undangan. Ceramah yang diberikan oleh penceramah adalah komunikasi
yang paling mudah dimengerti dan dicerna otak karena itu bersifat langsung. Jadi
cobaan penceramah sangatlah berat saat berceramah diacara pernikahan, karena
sudah acaranya yang ada dibagian akhir, waktu yang singkat dan terbatas sangat
menyulitkan untuk memberikan materi ceramah yang semestinya.
Demikian
artikel ini, selain untuk tugas juga untuk pembelajara. semoga bermanfaat.
“Maha suci Engkau,
tidak ada kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami.
Sungguh, Engkaulah yang maha mengetahui, maha bijaksana”(al-baqoroh:31)
bY:
Gustami
Langganan:
Postingan (Atom)