Artikel
Ceramah Acara Pernikahan Hanya
Pelengkap
sumber gambar: internet
Ceramah
dalam acara pernikahan adalah suatu hal yang penting, karena didalam ceramah
itu menjaelaskan tentang hikmah dari pernikahan itu sendiri. Semua orang tahu
tujuan dari suatu pernikahan, manun belum tentu semua orang memahami betul
maksud dari pernikahan, karena kita semua adalah manusia dan tujuannya adalah agar setelah pernikahan tersebut tidak seperti hewan. Bagaimana menjalani hidup, membesarkan anak jikalau sudah ada anak, karena sebagai manusia punya tata etika dalam menjalani hidup dan mendidik anak. Tidak seperti hewan yang sudah kawin, hewan yang perempuan ditinggal. Dan apabila sudah lahir anaknya yang apabila sudah bisa mencari makan sendiri sudah dilepas dan apabila sudah besar, bisa jadi ibunya sendiri yang akan menjadi mangsanya untuk melahirkan anak-anaknya nanti.
Semua
tahu betapa pentingnya ceramah saat pernikahan, tapi sekarang ini ceramah pada
saat acara pernikahan itu tidak ubahnya hanya sekedar pelengkap, bukan lagi hal
yang wajib ada. Apabila tidak ada ceramahnya itu tidak ada masalah, yang jadi
masalah itu adalah apabila dalam suatu acara itu tidak ada tradisi atau adat
yang dari mempelai nikah, contohnya adalah seperti adat kebiasaan adanya Suap-Suapan.
Sudah itu konsumsi yang harus ada dan itu suatu yang wajib. Dan lebih
mengejutkan lagi adalah saat acara konsumsi itu harus jam 12 (dua belas) siang
para tamu undangan harus makan. Kalau sampai kelewatan dari jam 12, maka siap-siap saja penceramah yang
mengisi ceramah disitu untuk diberhentikan oleh tuan rumah, juga tamu yang
mengeluh karena merasa lamanya ceramah.
Seperti
inilah yang terjadi sekarang ini, ceramah bukan lagi hal yang wajib. Padahal puncak
acara itu ada pada ceramah tersebut, kalau seperti adat atau budaya suap-suapan
ataupun adat lain itulah yang seharusnya jadi pelengkap, memang dari setiap
adat atau budaya yang dilakukan mempunyai filosofi didalamnya yang sangat
berguna. Namun apakah mempelai yang
menikah itu tahu filosofi dari adat yang dijalankan? Tidak semuanya meraka
mengerti dan meraka hanya sekedar manjalankan adat. Sudah itu para tamu
undangan yang datang seperti hanya sekedar datang memenuhi undangan karena
merasa tidak enak kalau tidak hadir dan hadir seperti hanya ingin makan atau
mengkonsumsi hidangan yang telah disiapkan tuan rumah, bukan untuk melihat
kesakaralan dan tujuan dari pernikahan.
Salah
satu contohnya pernah terjadi suatu resepsi pernikahan, yang mana sang
penceramah yang mulai ceramah sekitar kurang dari 5(lima) menit jam 12 siang,
sudah tepat jam 12 tuan rumah dan para tamu undangan sudah mulai gelisah,
sekitar lewat dari 5 menit dari jam 12 tuan rumah sudah memberi kode agar sang
penceramah untuk berhenti dan mengakhiri ceramah. Saat itu penceramah tidak
terlalu memperhatikan, hingga para undanganpun ada yang mengeluh kelamaan ustadz
itu berceramah dan mengeluh kelaparan. Lebih mengherankan lagi setelah selesai
ceramah, masih ada juga tuan rumah dan tamu undangan yang mengejek penceramah
tersebut karena kelamaan ceramah dan membiarkan orang-orang kelaparan.
Padahal
ceramah itulah sebenarnya pembelajaran untuk kedua mempelai, tuan rumah dan
para tamu undangan. Ceramah yang diberikan oleh penceramah adalah komunikasi
yang paling mudah dimengerti dan dicerna otak karena itu bersifat langsung. Jadi
cobaan penceramah sangatlah berat saat berceramah diacara pernikahan, karena
sudah acaranya yang ada dibagian akhir, waktu yang singkat dan terbatas sangat
menyulitkan untuk memberikan materi ceramah yang semestinya.
Demikian
artikel ini, selain untuk tugas juga untuk pembelajara. semoga bermanfaat.
“Maha suci Engkau,
tidak ada kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami.
Sungguh, Engkaulah yang maha mengetahui, maha bijaksana”(al-baqoroh:31)
bY:
Gustami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar